Jumat, 16 September 2011

Perusahaan Keluarga

Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang kepemilikan dan keterlibatan keluarhga yang signifikan dalam manajemen, pengambilan keputusan dan kebijakan penyusunan strategi, dan kegiatan bisnis sehari-hari di lakukan oleh keluarga. Susanto (2007)
HM sampoerna adalah contoh kongkrit perusahaan keluarga yang sangat berhasil. perusaah ini didirikan padatahun 1898 oleh Liem Seeng dengan mengalami jatuh bangun berkali-kali hingga akhirnya perusahaan ini dapat berkembang dan menjadi perusahaan publik yang beromset milyaran. Di tahun 2002 perusahaan ini mencatat laba bersih Rp1,67 trilyun, sementara penjualan tahun 2003 mencapai lebih dari Rp14 trilyun.

berikut adalah sejarah singkat perusahaan :
1913
Liem Seeng Tee dan istrinya, Tjiang Nio, mendirikan perusahaan tembakau dan rokok bernama Handel Maatschappij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi Handel Maatschappij Sampoerna dan setelah kemerdekaan menjadi Hanjaya Mandala Sampoerna.
1940
Perusahaan itu menjadi besar, dengan karyawan 1300 orang, dengan produksi tiga juta batang rokok per minggu. Sampoerna sudah menjadi jaya dengan produk Dji Sam Soe-nya. Perusahaan juga memiliki gedung pertunjukan modern di Surabaya.
1942
Jepang masuk ke Indonesia, dan Sampoerna diambilalih begitu saja. Seeng Tee ditangkap, sementara anak dan istrinya menyembunyikan diri.
1949
Perusahaan sudah kembali pulih. Dji Sam Soe kembali masuk pasar dan merebut hati pelanggan.
1956
Liem Seeng Tee, pencipta Dji Sam Soe, meninggal dunia karena serangan jantung, menyusul istrinya Tjiang Nio yang meninggal dua tahun sebelumnya.
1959
Perusahaan bangkrut karena komunisme berhasil memecah belah hubungan pekerja dengan pemilik. Di samping itu banyak investor asing masuk ke segmen rokok linting mesin.
1965
Perusahaan kembali bangkit di bawah pimpinan Swie Ling, yang kemudian dikenal sebagai Aga Sampoerna. Perusahaan kembali fokus pada rokok kretek linting tangan.
1973
Perusahaan sudah berkibar-kibar. Djie Sam Soe berhasil mendatangkan keuntungan US$2,4 juta per tahun ke kantong perusahaan.
1979
Taman Sampoerna, pusat industri rokok HM Sampoerna terbakar habis, tetapi manajemen berhasil memulai kembali produksi Dji Sam Soe 24 hari kemudian.
1990
HM Sampoerna melepas sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar